Hadits
Ke-1
SEHATNYA HATI, SEHATNYA JASMANI
SEHATNYA HATI, SEHATNYA JASMANI
عَنْ عَامِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ يَقُولُ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الْحَلَالُ بَيِّنٌ
وَالْحَرَامُ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشَبَّهَاتٌ لَا يَعْلَمُهَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ
فَمَنْ اتَّقَى الْمُشَبَّهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِي
الشُّبُهَاتِ كَرَاعٍ يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكُ أَنْ يُوَاقِعَهُ أَلَا وَإِنَّ
لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلَا إِنَّ حِمَى اللَّهِ فِي أَرْضِهِ مَحَارِمُهُ أَلَا وَإِنَّ
فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ
فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ (اللفظ لالبخاري)
Dari ‘Amir dari Abdullah bin Nu’man bin
Basyir r.a. beliau berkata:” Saya mendengar Rasulallah bersabda,”
sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram jelas. Di antara keduanya
terdapat perkara-perkara yang subhat (samara-samar) yang tidak diketahui oleh
orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap subhat berarti dia telah
menyelamatkan agamanya dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam
perkara subhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana
penggembala yang menggembala hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang
dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah
bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah apa yang Dia haramkan.
Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka
baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh;
ketahuilah bahwa dia adalah hati. (HR al-Bukhari dan Muslim -redaksi lafazh
dari al-Bukhari)
Hadits
Ke-2
MEMAKAN MAKANAN YANG BAIK
MEMAKAN MAKANAN YANG BAIK
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : « أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ
طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ
فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا
إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا
مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ
أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ
وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ
لِذَلِكَ
Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata:
Rasulallah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima
kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang yang
beriman sebagiamana Ia memerintahkan kepada para Rasul-Nya dengan firman-Nya: “Wahai
para Rasul makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian”.
Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang yang melakukan perjalanan jauh dalam
keadaan kusut dan berdebu. Dia menganngkatkan tangannya ke langit seraya
berkata: “Ya Tuhanku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya
haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu
keadaannya) bagaimana doannya akan dikabulkan. (HR Muslim)
Hadits Ke-3
ANJURAN BEROBAT
Dari Jabir bin ‘Abdullah radhiallahu ‘anhu, bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أَصَابَ الدَّوَاءُ الدَّاءَ،
بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Setiap
penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka
dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR.
Muslim)
Hadits Ke-4
Dari
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَا أَنْزَلَ اللهُ مِنْ دَاءٍ إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
“Tidaklah
Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
Hadits Ke-5
Dari
Usamah bin Syarik radhiallahu ‘anhu, bahwa beliau berkata:
كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
وَجَاءَتِ اْلأَعْرَابُ، فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَنَتَدَاوَى؟ فَقَالَ:
نَعَمْ يَا عِبَادَ اللهِ، تَدَاوَوْا، فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يَضَعْ
دَاءً إِلاَّ وَضَعَ لَهُ شِفَاءً غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ. قَالُوا: مَا هُوَ؟
قَالَ: الْهَرَمُ
Aku
pernah berada di samping Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu
datanglah serombongan Arab dusun. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah,
bolehkah kami berobat?” Beliau menjawab: “Iya, wahai para hamba Allah,
berobatlah. Sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah meletakkan sebuah penyakit
melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.” Mereka bertanya:
“Penyakit apa itu?” Beliau menjawab: “Penyakit tua.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari)
Hadits Ke-6
Dari
Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ لَمْ يَنْزِلْ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ
شِفَاءً، عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ
“Sesungguhnya
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menurunkan sebuah penyakit melainkan
menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya
dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Ibnu
Majah, dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi.
Al-Bushiri menshahihkan hadits ini dalam Zawa`id-nya. Lihat takhrij Al-Arnauth
atas Zadul Ma’ad, 4/12-13)
Hadits Ke-7
LARANGAN
BEROBAT DENGAN SESUATU YANG HARAM
إِنَّ اللهَ أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لِكُلِّ
دَاءٍ دَوَاءً فَتَدَاوَوْا وَلاَ تَدَاوَوْا بِحَرَامٍ
“Sesungguhnya
Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah menjadikan
bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat
dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud dari Abud Darda` radhiallahu ‘anhu)
Hadits Ke-8
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata:
نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ
الدَّوَاءِ الْخَبِيْثِ
“Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari obat yang buruk (haram).” (HR. Abu
Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Asy-Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam
Shahih Ibnu Majah, 2/255)
Hadits Ke-9
TIDAK BERLEBIH DALAM MAKAN
عَنْ مِقْدَامِ بْنِ مَعْدِيكَرِبَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَا مَلأَ آدَمِىٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلاَتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لاَ مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ
Dari Miqdam bin Ma’dikariba berkata:
Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda “tidak ada bejana yang diisi
oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa
suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), jika
tidak bisa demikian, maka hendaklah ia memenuhi sepertiga lambungnya untuk
makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk bernafas” (HR.
At-Tirmidzi)
Hadits
Ke-10
LARANGAN MENIUP TEMPAT MAKAN/MINUM
LARANGAN MENIUP TEMPAT MAKAN/MINUM
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم-
نَهَى أَنْ يُتَنَفَّسَ فِى الإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيهِ.
Dari Ibn ‘Abbas
“Bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam Telah Melarang Bernafas Di Dalam
Bejana Atau Melarang Untuk Meniup Padanya.”
(HR. AT-TIRMIDZI)
Hadits Ke-11
PENAWAR PADA SAYAP LALAT
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ كُلَّهُ ثُمَّ لِيَطْرَحْهُ فَإِنَّ فِي أَحَدِ جَنَاحَيْهِ شِفَاءً وَفِي الْآخَرِ دَاءً
Dari Abu Hurairah r.a beliau berkata
bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Apabila seekor lalat masuk ke dalam
minuman salah seorang kalian, maka celupkanlah ia, sebab pada salah satu
sayapnya terdapat penakit dan pada sayap lainnya ada obat penawarnya, maka dari
itu celupkan semuanya.” (HR. Abu Daud)
Hadits
Ke-12
MENJILATI TANGAN
MENJILATI TANGAN
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمُ الطَّعَامَ فَلاَ يَمْسَحْ يَدَهُ حَتَّى
يَلْعَقَهَا أَوْ يُلْعِقَهَا وَ لَا يَرْفَعَ صَحْفَةً حَتَّى يَلْعَقَهَا أَوْ يُلْعِقَهَا،
فَإِنَّ آخِرَ الطَّعَامِ فِيْهِ بَرَكَةٌ
Dari Ibn ‘Abbas bahwa Nabi Muhammad SAW
bersabda: "Apabila salah seorang kamu makan makanan, janganlah dia
mengelap tangannya hingga menjilatinya atau meminta orang menjilatinya. Dan
janganlah dia mengangkat piringnya hingga menjilatinya atau meminta orang untuk
menjilatinya., karena pada makanan terakhir terdapat barakah." (HR.
Bukhari )
Hadits
Ke-13
MENCUCI TANGAN SEBELUM TIDUR
MENCUCI TANGAN SEBELUM TIDUR
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله
عليه وسلم : مَنْ نَامَ وَفِي يَدِهِ غُمَرٌ وَلَمْ يَغْسِلْهُ فَأَصَابَهُ شَيْءٌ
فَلاَ يَلُومَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ
Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW
bersabda: “Barangsiapa tertidur dan ditangannya terdapat lemak (kotoran
bekas makan) dan dia belum mencucinya lalu dia tertimpa oleh sesuatu, maka
janganlah dia mencela melainkan dirinya sendiri.” (HR. Abu Daud)
Hadits
Ke-14
BERSUCI SEBAGIAN DARI IMAN
BERSUCI SEBAGIAN DARI IMAN
عَنْ أَبِى مَالِكِ الْحَارِث بن عاصِم الأَشْعَرِى رضي الله عنه
قَالَ ، قَالَ رسول الله صلى الله عليه و سلم
: الطَّهُوْرُ شَطْرُ الإِيْمَانِ، وَ الْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ الْمِيْزَانِ وَ سُبْحَانَ
اللهُ وَ الْحَمْدُ للهِ تَمْلآنِ أَوْ تَمْلأ مَا بَيْنَ السَّمَوَاتِ وَ الأَرْضِ،
وَ الصَّلاَةُ نُوْرٌ، وَ الصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَ الصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَ الْقُرْآنُ
حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ، كُلُّ النَّاسِ يَغْدُوْ، فَبَائِعُ نَفْسَهُ فَمُعْتِقَهَا
أَوْ مُوْبِقَهَا . رواه مسلم
Dari Abi Malik Al Haritsi bin Ashim Al
‘Asy’ari r.a. telah berkata, bersabda Rosulullah saw. : Kebersihan itu sebagian
dari iman, Alhamdulillah memenuhi (memberatkan) timbangan, Subhanallah dan
Alhamdulillah keduanya memenuhi ruang yang ada di langit dan bumi. Shalat itu
adalah nur, shodaqoh itu adalah dalil dan sabar itu adalah cahaya serta Al
Qur’an itu hujjah (bukti) untuk membelamu atau menentangmu. Setiap manusia
adalah bekerja, maka ada yang menjual dirinya, untuk menyelamatkan dirinya atau
mencelakakannya. (HR. Muslim)
Hadits
Ke-15
BERSYIWAK
BERSYIWAK
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : { لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي
لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ وُضُوءٍ } أَخْرَجَهُ مَالِكٌ وَأَحْمَدُ وَالنَّسَائِيُّ
. وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ .
Dari Zaid bin Khalid al-Juhanni, beliau
berkata “saya mendengar Rasulullah SAW. berkata: “ jika saja tidak
memberatkan umatku maka sungguh akan ku perintah mereka untuk bersyiwak setiap akan
mendirikan shalat.” (HR: Malik, Ahmad dan An-Nasa’i. Ibnu Khuzaimah
menshahihkannya)
Hadits
Ke-16
MENCUCI TANGAN SETELAH TIDUR
MENCUCI TANGAN SETELAH TIDUR
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه : أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قال : إذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ فَلْيَجْعَلْ
فِي أَنْفِهِ مَاءً , ثُمَّ لِيَنْتَثِرْ , وَمَنْ اسْتَجْمَرَ فَلْيُوتِرْ , وَإِذَا
اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلْيَغْسِلْ يَدَيْهِ قَبْلَ أَنْ يُدْخِلَهُمَا
فِي الإِنَاءِ ثَلاثاً ، فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ.
[وَفِي لَفْظٍ لِمُسْلِمٍ : فَلْيَسْتَنْشِقْ
بِمِنْخَرَيْهِ مِنَ الْمَاءِ
[وَفِي لَفْظٍ : مَنْ تَوَضَّأَ فَلْيَسْتَنْشِقْ ]
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah
saw bersabda; Apabila seseorang dari kalian berwudlu, hendaklah memasukkan air
ke dalam hidungnya, kemudian menyemburkannya. Dan barangsiapa beristijmar,
hendaklah mengganjilkan. Dan jika seseorang dari kalian bangun dari tidurnya
maka hendaklah mencuci kedua (telapak) tangannya sebelum memasukkannya ke dalam
bejana, tiga kali, maka sesungguh-nya seseorang dari kalian tidak mengetahui ke
mana tangannya bermalam. (HR. al-Bukhari, Muslim, dan Abu Daud)
Di riwayat Muslim menggunakan lafal,
“maka hendaklah memasukkan air ke dalam kedua (lobang) hidungnya.
Hadits
Ke-17
Di dalam riwayat yang lain dengan
lafal, “barangsiapa berwudlu hendaklah beristinsaq (memasukkan air ke hidung).
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ
« إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلاَ يَغْمِسْ يَدَهُ فِى الإِنَاءِ
حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلاَثًا فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِى أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ
Dari Abu Hurairah radhiya alläh ‘anh, sesungguhnya Nabi Muhammad
shallallähu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika salah seorang diantara kalian
bangun dari tidurnya, maka janganlah ia membenamkan tangannya ke dalam bejana
sehingga ia mencucinya tiga kali, karena ia tidak tahu dimanakah tangannya
waktu tidur itu berada.” (HR. Imam Muslim)
Hadits
Ke-18
Lafazh Abu Daud
إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نُوْمَةٍِ فَلاَ يُدْخِلْ يَدَهُ
فِي اْلإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلاَثَا، فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لاَ يَدْرِيْ أَيْنَ
بَاتَتْ يَدُهُ
"Jika salah seorang
kalian bangun dari tidurnya, maka jangan (langsung) memasukkan tangannya ke
dalam bejana sampai dia mencucinya tiga kali, karena salah seorang kalian tidak
tahu di mana tangannya bermalam." (HR. At-Tarmidzi)
Hadits
Ke-19
MANDI
MANDI
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- حَقٌّ
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ أَنْ يَغْتَسِلَ فِي كُلِّ سَبْعَةِ أَيَّامٍ يَوْمًا يَغْسِلُ
فِيهِ رَأْسَهُ وَجَسَدَهُ
Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda: “Haknya
Allah atas setiap muslim adalah mandi di setiap tujuh hari, yaitu memandikan
kepala dan jasadnya.” (HR. Muslim)
Hadits
Ke-20
KEBERSIHAN FITRAH
KEBERSIHAN FITRAH
الْفِطْرَةُ خَمْسٌ ( أَوْ خَمْسٌ مِنَ الْفِطْرَةِ )
الْخِتَانُ وَالْاِسْتِحْدَادُ وَتَقْلِيْمُ الْأَظْفَارِ وَنَتْفُ الْإِبْطِ
وَقَصُّ الشَّارِبِ
“Fithrah
itu ada lima: khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu
ketiak, dan mencukur kumis”. [HR. Al-Bukhoriy (5889), Muslim (257), Abu Dawud (4198),
dan An-Nasa'iy (9)]
Hadits
Ke-21
LARANGAN KENCING DI AIR TENANG
LARANGAN KENCING DI AIR TENANG
عَنْ جَابِرٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
أَنَّهُ نَهَى عَنِ الْبَوْلِ فِى الْمَاءِ الرَّاكِدِ
Dari Jubair ra dari Nabi SAW,
sesungguhnya Nabi melarang kencing di air yang tidak mengalir. (HR an-Nasa’i).
Hadits
Ke-22
KEBERSIHAN HATI DAN JIWA
KEBERSIHAN HATI DAN JIWA
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم : إِذَا كَبَّرَ فِى الصَّلاَةِ سَكَتَ بَيْنَ التَّكْبِيرِ
وَالْقِرَاءَةِ فَقُلْتُ لَهُ بِأَبِى أَنْتَ وَأُمِّى أَرَأَيْتَ سُكُوتَكَ
بَيْنَ التَّكْبِيرِ وَالْقِرَاءَةِ أَخْبِرْنِى مَا تَقُولُ. قَالَ « اللَّهُمَّ
بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ أَنْقِنِى مِنْ خَطَايَاىَ كَالثَّوْبِ الأَبْيَضِ مِنَ
الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِى بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ »
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Ketika
Rasulullah SAW takbiratul ikhram maka setelahnya beliau diam, yakni di antara
takbir dan membaca al-Fatikhah. Kemudian aku bertanya kepadanya. Demi bapakku,
anda, dan ibuku,kenapa engkau diam di antara takbir dan bacaan al-fatikhah?
Beritahu kepadaku apa yang engkau baca? Beliau menjawab: “Ya Allah, jauhkanlah
diriki dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan timur
dari Barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku seperti kain
putih yang dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah diriku dari
kesalahan-kesalahanku dengan air, es, dan embun”. (H.R Abu dawud)
Hadits
Ke-23
YANG KUAT YANG DICINTAI ALLAH
YANG KUAT YANG DICINTAI ALLAH
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ
الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ
وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ
أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ
فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW
berabda: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada
mukmin yang lemah, tetapi di tiap-tiap (seorang mukmin) itu ada kebaikan, maka
berkeinginanlah (optimis) kepada apa-apa yang memberi manfaat dan minta
tolonglah kepada Allah dan jangan merasa lemah, dan jika engkau tertimpa
musibah janganlah berkata “seandainya saya berbuat seperti ini seperti ini
seperti ini, tapi katakan ketetapan Allah, apa yang Dia kehendaki maka Dia
kerjakan, karena perkataanmu tadi kamu telah membuka pintu untuk perbuatan
syaitan.” (HR. Muslim)
Hadits
Ke-24
PERMAINAN YANG DIPERBOLEHKAN
PERMAINAN YANG DIPERBOLEHKAN
كُلُّ شَئْ ٍلَيْسَ فِيْهِ ذِكْرُ اللهِ فَهُوَ لَهْوٌ وَلَعِبٌ
إِلاَّ أَرْبَعٌ مُلاَعَبَةُ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ وَتَأْدِيْبُ الرَّجُلِ فَرَسَهُ
وَمَشْيُهُ بَيْنَ الْغَرْضَيْنِ وَتَعْلِيْمُ الرَّجُلِ السِّبَاحَةَ رواه النسائى
‘Setiap sesuatu yang bukan termasuk dzikir
kepada Allah adalah Lahw dan La’b kecuali pada empat hal, yaitu bermainnya sang
suami dengan istrinya, pengajarannya seseorang terhadap kudanya, larinya
seseorang di antara dua garis (start dan finish) dan seoranng yang mempelajari
renang.” (HR. An-Nasa’i)
Hadits
Ke-25
OLAHRAGA RENANG
OLAHRAGA RENANG
عن بكر بن عبد الله بن ربيع الأنصاري ، قال
: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : عَلِّمُوا أَبْنَاءَكُمْ السِّبَاحَةَ وَالرِّمَايَةَ،
وَنِعْمَ لَهْوُ المُؤْمِنَةِ فِي بَيْتِهَا المِغْزلِ، وَإِذَا دَعَاكَ أَبَوَاكَ
فَأَجِبْ أُمَّكَ
أخرجه ابن منده وأبو موسى.
dari Bakar bin Abdillah bin Rabi’
al-anshari berkata :berkata Rasulullah SAW. “ajarilah anak anakmu berenang dan
melempar lembing, termasuk juga perempuan perempuan di rumahnya menenun, dan
apabila kedua orangtuamu memanggil maka utamakan ibumu”.
Hadits
Ke-26
OLAHRAGA PANAH
OLAHRAGA PANAH
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ : « إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُدْخِلُ
بِالسَّهْمِ الْوَاحِدِ ثَلاَثَةَ نَفَرٍ الْجَنَّةَ : صَانِعَهُ يَحْتَسِبُ فِى
صَنْعَتِهِ الْخَيْرَ وَالرَّامِىَ بِهِ وَمُنْبِلَهُ وَارْمُوا وَارْكَبُوا
وَأَنْ تَرْمُوا أَحَبُّ إِلَىَّ مِنْ أَنْ تَرْكَبُوا لَيْسَ مِنَ اللَّهْوِ
إِلاَّ ثَلاَثٌ : تَأْدِيبُ الرَّجُلِ فَرَسَهُ وَمُلاَعَبَتُهُ أَهْلَهُ
وَرَمْيُهُ بِقَوْسِهِ وَنَبْلِهِ وَمَنْ تَرَكَ الرَّمْىَ بَعْدَ مَا عَلِمَهُ
رَغْبَةً عَنْهُ فَإِنَّهَا نِعْمَةٌ تَرَكَهَا ». أَوْ قَالَ : « كَفَرَهَا ».
Dari ‘Uqbah bin ‘Amr berkata: “Saya
mendengar Rasulullah SAW bersabda ‘Sesungguhnya Allah SWT akan memasukan tiga
kelompok ke dalam Sorga karena sebab panah satu, yaitu pembuat panah yang
mengharapkan kebaikan dari panah buatannya, pemanah dan pelontar anak panah,
maka memanahlah dan naikilah (kuda) kalian semuanya, adapaun memanah lebih aku
sukai dari pada naik kuda. Bukanlah suatu lahw kecuali pada tiga hal; Seorang yang
mengajari kudanya, permainannya terhadap istrinya dan permainan busur dan anak
panahnya, barang siapa meninggalkan olahraga panah setelah mempelajarinya
karena benci maka (ketahuilah) bahwa sesungguhnya ia adalah suatu nikmat yang
telah dia tinggalkan’ atau Nabi berkata ‘yang telah ia kufuri.’ (HR. Abu
Daud)
Hadits
Ke-27
عَنْ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ الْجُهَنِىَّ يَقُولُ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَنْ تَعَلَّمَ الرَّمْىَ ثُمَّ
تَرَكَهُ فَقَدْ عَصَانِى
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir al-Juhani
berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda, “Barang siapa belajar memanah
kemudian meninggalkannya, maka dia telah menyakitiku” (HR. Ibnu Majah)
Hadits
Ke-28
HABBAH SAUDAH
HABBAH SAUDAH
خَرَجْنَا وَمَعَنَا غَالِبُ بْنُ أَبْجَرَ فَمَرِضَ فِي الطَّرِيقِ
فَقَدِمْنَا الْمَدِينَةَ وَهُوَ مَرِيضٌ فَعَادَهُ ابْنُ أَبِي عَتِيقٍ فَقَالَ لَنَا
عَلَيْكُمْ بِهَذِهِ الْحُبَيْبَةِ السَّوْدَاءِ فَخُذُوا مِنْهَا خَمْسًا أَوْ سَبْعًا
فَاسْحَقُوهَا ثُمَّ اقْطُرُوهَا فِي أَنْفِهِ بِقَطَرَاتِ زَيْتٍ فِي هَذَا الْجَانِبِ
وَفِي هَذَا الْجَانِبِ فَإِنَّ عَائِشَةَ حَدَّثَتْنِي أَنَّهَا سَمِعَتْ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ هَذِهِ الْحَبَّةَ السَّوْدَاءَ شِفَاءٌ
مِنْ كُلِّ دَاءٍ إِلَّا مِنْ السَّامِ قُلْتُ وَمَا السَّامُ قَالَ الْمَوْتُ
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah telah menceritakan kepada kami Isra`il dari Manshur dari Khalid bin Sa'd dia berkata; Kami pernah bepergian yang di antaranya terdapat Ghalib bin Abjar, di tengah jalan ia jatuh sakit, ketika sampai di Madinah ia masih menderita sakit, lalu Ibnu Abu 'Atiq menjenguknya dan berkata kepada kami; Hendaknya kalian memberinya habbatus sauda' (jintan hitam), ambillah lima atau tujuh biji, lalu tumbuklah hingga halus, setelah itu teteskanlah di hidungnya di sertai dengan tetesan minyak sebelah sini dan sebelah sini, karena sesungguhnya Aisyah pernah menceritakan kepadaku bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya habbatus sauda' ini adalah obat dari segala macam penyakit kecuali saam. Aku bertanya; Apakah saam itu? beliau menjawab: Kematian.. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah telah menceritakan kepada kami Isra`il dari Manshur dari Khalid bin Sa'd dia berkata; Kami pernah bepergian yang di antaranya terdapat Ghalib bin Abjar, di tengah jalan ia jatuh sakit, ketika sampai di Madinah ia masih menderita sakit, lalu Ibnu Abu 'Atiq menjenguknya dan berkata kepada kami; Hendaknya kalian memberinya habbatus sauda' (jintan hitam), ambillah lima atau tujuh biji, lalu tumbuklah hingga halus, setelah itu teteskanlah di hidungnya di sertai dengan tetesan minyak sebelah sini dan sebelah sini, karena sesungguhnya Aisyah pernah menceritakan kepadaku bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya habbatus sauda' ini adalah obat dari segala macam penyakit kecuali saam. Aku bertanya; Apakah saam itu? beliau menjawab: Kematian.. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Hadits
Ke-29
BEROBAT DENGAN MINYAK ZAITUN
BEROBAT DENGAN MINYAK ZAITUN
عَنْ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم
: ائْتَدِمُوا بِالزَّيْتِ وَادَّهِنُوا بِهِ فَإِنَّهُ يَخْرُجُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ
Artinya:
Dari ‘Umar, beliau berkata bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Berobatlah dengan minyak zaitun dan minyakilah dengannya, karena ia berasal dari pohon yang penuh barakah”
Dari ‘Umar, beliau berkata bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Berobatlah dengan minyak zaitun dan minyakilah dengannya, karena ia berasal dari pohon yang penuh barakah”
Hadits
Ke-30
KURMA ‘AJWAH
KURMA ‘AJWAH
عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ
اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ:مَنْ تَصَبَّحَ سَبْعَ تَمَرَاتٍ مِنْ
عَجْوَةٍ، لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ وَلا سِحْرٌ.
Artinya:
Diriwayatkan oleh Sa’d bin Abi Waqash, beliau berkata bahwa saya mendengar Rasulallah SAW pernah bersabda: Barang siapa pada pagi harinya makan 7 (tujuh) butir kurma ‘ajwa, maka pada hari itu tidak akan membahayakannya segala bentuk sihir dan racun. (HR. Abu ‘Uwanah dan Baihaqi)
Diriwayatkan oleh Sa’d bin Abi Waqash, beliau berkata bahwa saya mendengar Rasulallah SAW pernah bersabda: Barang siapa pada pagi harinya makan 7 (tujuh) butir kurma ‘ajwa, maka pada hari itu tidak akan membahayakannya segala bentuk sihir dan racun. (HR. Abu ‘Uwanah dan Baihaqi)
Hadits Ke-31
TAHNIK
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim
dari hadits Abu Burdah dari Abu Musa, dia berkata,
وُلِدَ لِى غُلاَمٌ فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِىَّ -صلى الله عليه
وسلم- فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ وَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ
“Pernah
dikaruniakan kepadaku seorang anak laki-laki, lalu aku membawanya ke hadapan
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau memberinya nama Ibrahim dan
mentahniknya dengan sebuah kurma.”[Dikeluarkan oleh Al-Bukhari (5467 Fathul
Bari) Muslim (2145 Nawawi), Ahmad (4/399), Al-Baihaqi dalam Al-Kubra (9/305)
dan Asy-Syu’ab karya beliau (8621, 8622)]
Al-Bukhari
menambahkan, “Dan beliau mendo’akan keberkahan baginya seraya menyerahkannya
kembali kepadaku.” Dan dia adalah anak tertua Abu Musa Radhiyallahu ‘anhu.
Hadits Ke-32
Dari
Anas Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
كَانَ ابْنٌ ِلأَبِي طَلْحَةَ يَشْتَكِي، فَخَرَجَ أَبُو طَلْحَةَ
فَقُبِضَ الصَّبِيُّ فَلَمَّا رَجَعَ أَبُو طَلْحَةَ قَالَ: مَا فَعَلَ الصَّبِيُّ؟
قَالَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ: هُوَ أَسْكَنُ مِمَّا كَانَ. فَقَرَّبَتْ إِلَيْهِ الْعَشَاءَ،
فَتَعَشَّى ثُمَّ أَصَابَ مِنْهَا، فَلَمَّا فَرَغَ قَالَتْ: وَارِ الصَّبِيَّ. فَلَمَّا
أَصْبَحَ أَبُو طَلْحَةَ أَتَى رَسُولَ اللهِ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ: أَعْرَسْتُمُ اللَّيْلَةَ؟
قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: اَللّهُمَّ بَارِكْ لَهُمَا. فَوَلَدَتْ غُلاَمًا قَالَ لِي
أَبُو طَلْحَةَ: اِحْمَلْهُ حَتَّى تَأْتِيَ بِهِ النَّبِيَّ فَقَالَ: أَمَعَهُ شَيْءٌ؟
قَالُوا: نَعَمْ تَمَرَاتٌ. فَأَخَذَهَا النَّبِيُّ فَمَضَغَهَا ثُمَّ أَخَذَ مِنْ
فِيهِ فَجَعَلَهَا فِي الصَّبِيِّ وَحَنَّكَهُ بِهِ وَسَمَّاهُ عَبْدَ اللهِ.
“Seorang
anak Abu Thalhah merasa sakit. Lalu Abu Thalhah keluar rumah sehingga anaknya
itu pun meninggal dunia. Setelah pulang, Abu Thalhah berkata, ‘Apa yang
dilakukan oleh anak itu?’ Ummu Sulaim menjawab, ‘Dia lebih tenang dari
sebelumnya.’ Kemudian Ummu Sulaim menghidangkan makan malam kepadanya.
Selanjutnya Abu Thalhah mencampurinya. Setelah selesai, Ummu Sulaim berkata,
‘Tutupilah anak ini.’ Dan pada pagi harinya, Abu Thalhah mendatangi Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya memberitahu beliau, maka beliau bertanya,
“Apakah kalian bercampur tadi malam?’ ‘Ya,’ jawabnya. Beliau pun bersabda, ‘Ya
Allah, berikanlah keberkahan kepada keduanya.’Maka Ummu Sulaim pun melahirkan
seorang anak laki-laki. Lalu Abu Thalhah berkata kepadaku (Anas bin
Malik), ‘Bawalah anak ini sehingga
engkau mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Apakah bersamanya ada sesuatu (ketika di bawa
kesini?’ Mereka menjawab, ‘Ya. Terdapat beberapa buah kurma.’Kemudian Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambil buah kurma itu lantas mengunyahnya,
lalu mengambilnya kembali dari mulut beliau dan meletakkannya di mulut anak
tersebut kemudian mentahniknya dan memberinya nama ‘Abdullah.” [HR. Muttafaq
‘alaih]
BEROBAT
DENGAN MADU
ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ
ذُلُلا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٦٩)
kemudian
makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang
telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl-69)
Hadits Ke-33
عن أبي سعيد : أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ أَخِي يَشْتَكِي بَطْنَهُ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ أَتَى الثَّانِيَةَ
فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ أَتَاهُ الثَّالِثَةَ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا ثُمَّ
أَتَاهُ فَقَالَ قَدْ فَعَلْتُ فَقَالَ صَدَقَ اللَّهُ وَكَذَبَ بَطْنُ أَخِيكَ اسْقِهِ
عَسَلًا فَسَقَاهُ فَبَرَأَ
Dari Abi Sa’id: “Ada seseorang
menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: ‘Saudaraku
mengeluhkan sakit pada perutnya.’ Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Kemudian
orang itu datang untuk kedua kalinya, Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Orang itu
datang lagi pada kali yang ketiga, Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia
madu.’Setelah itu, orang itu datang lagi dan menyatakan: ‘Aku telah
melakukannya (namun belum sembuh juga malah bertambah mencret).’ Nabi bersabda:
‘Allah Mahabenar dan perut saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu.’ Orang itu
meminumkannya lagi, maka saudaranya pun sembuh.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim
–redaksi dari al-Bukhari-)
Hadits Ke-34
BEROBAT
DENGAN TALBINAH
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا كَانَتْ تَأْمُرُ
بِالتَّلْبِينِ لِلْمَرِيضِ وَلِلْمَحْزُونِ عَلَى الْهَالِكِ وَكَانَتْ تَقُولُ إِنِّي
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ التَّلْبِينَةَ
تُجِمُّ فُؤَادَ الْمَرِيضِ وَتَذْهَبُ بِبَعْضِ الْحُزْنِ
Telah menceritakan kepada kami [Hibban
bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada
kami [Yunus bin Yazid] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari
['Aisyah] radliallahu 'anha bahwa dia memerintahkan untuk menkonsumsi talbinah
(adonan yang terbuat dari gandum dan buah kurma) untuk orang yang sakit dan
orang yang sedih karena musibah yang menimpanya, dia juga berkata;
"Sesungguhnya saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sesungguhnya talbinah (adonan yang terbuat dari gandum dan buah
kurma) itu dapat menyembuhkan hati yang sakit dan menghilangkan
kesedihan."( Shahih Bukhari no hadits 5257 )
Hadits
Ke-35
MENURUNKAN PANAS DEMAM
MENURUNKAN PANAS DEMAM
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا : عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ ( الحُمَّى مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ فَاَبْرِدُوْهَا
بِالْمَاءِ
Diceritakan dari ‘Aisyah r.a. bahwa
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: Panas demam itu berasal dari didihan api
neraka jahanam, karena itu dinginkanlah panasnya dengan air. (HR.
al-Bukhari dan Muslim)
Hadits
Ke-36
BERBEKAM
BERBEKAM
عَنِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ :احْتَجَمَ النَّبِىُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَعْطَى الْحَجَّامَ أَجْرَهُ وَلَوْ عَلِمَ كَرَاهِيَةً
لَمْ يُعْطِه
Dari Ibnu Abbas, beliau berkata, “Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam berbekam dan memberikan upah kepada tukang bekam.
Seandainya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui bahwa hal tersebut
terlarang, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan memberi upah
kepadanya.” (Hr. Bukhari, no. 2159)
Hadits Ke-37
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ الشِّفَاءُ
فِي ثَلَاثَةٍ شَرْبَةِ عَسَلٍ وَشَرْطَةِ مِحْجَمٍ وَكَيَّةِ نَارٍ وَأَنْهَى أُمَّتِي
عَنْ الْكَيِّ
Telah menceritakan kepada kami Al Husain telah
menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani' telah menceritakan kepada kami Marwan
bin Syuja' telah menceritakan kepada kami Salim Al Afthas dari Sa'id bin Jubair
dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma dia berkata; "Terapi pengobatan itu
ada tiga cara, yaitu minum madu, bekam dan kay (menempelkan besi panas pada
daerah yang terluka), sedangkan aku melarang ummatku berobat dengan kay.".
(Bukhari - 5248)
Hadits Ke-38
عَنِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ احْتَجَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَعْطَى الْحَجَّامَ أَجْرَهُ وَلَوْ عَلِمَهُ خَبِيثًا لَمْ
يُعْطِهِ
Dari Ibnu Abbas, beliau berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah dibekam dan beliau memberi
upah kepada tukang bekam. Seandainya beliau mengetahui bahwa upah bekam itu
khabits/kotor, tentu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan
memberikannya.” (Hr. Abu Daud, no. 3423; Dinilai shahih oleh al-Albani)
Hadits Ke-39
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ سُئِلَ عَنْ أَجْرِ الْحَجَّامِ
فَقَالَ احْتَجَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَجَمَهُ أَبُو
طَيْبَةَ ، وَأَعْطَاهُ صَاعَيْنِ مِنْ طَعَامٍ
Dari Anas, beliau ditanya tentang hukum
mendapatkan upah dari membekam. Beliau menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam berbekam. Yang membekamnya adalah Abu Thaibah. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam memberikan dua sha’ gandum kepadanya.” (Hr. Bukhari no. 5371,
dan Muslim no. 62)
Hadits
Ke-40
GURAH
GURAH
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ احْتَجَمَ وَأَعْطَى الْحَجَّامَ أَجْرَهُ وَاسْتَعَطَ
Dari Ibnu ‘Abbas r.a.
bahwa Nabi Muhammad SAW pernah melakukan bekam dan memberinya upah kemudian
melakukan Gurah (memasukan obat ke dalam hidung). (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadits Ke-41
BERCELAK
حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ يَحْيَى بْنُ
خَلَفٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ حَدَّثَنِي عُثْمَانُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ قَالَ
سَمِعْتُ سَالِمَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَلَيْكُمْ بِالْإِثْمِدِ فَإِنَّهُ يَجْلُو الْبَصَرَ وَيُنْبِتُ الشَّعَرَ
Telah menceritakan kepada kami Abu Salamah Yahya bin Khalaf telah
menceritakan kepada kami Abu 'Ashim telah menceritakan kepadaku 'Utsman bin
Abdul Malik dia berkata; saya mendengar Salim bin Abdullah menceritakan dari
Ayahnya dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Hendaknya kalian menggunakan itsmid (semacam tumbuhan untuk celak),
sesungguhnya ia dapat memperjelas penglihatan dan menumbuhkan bulu mata."
(IBNUMAJAH - 3486)
Hadits
Ke-42
BEROBAT DENGAN SUSU DAN AIR SENI ONTA
BEROBAT DENGAN SUSU DAN AIR SENI ONTA
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ نَاسًا اجْتَوَوْا فِي
الْمَدِينَةِ فَأَمَرَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَلْحَقُوا
بِرَاعِيهِ يَعْنِي الْإِبِلَ فَيَشْرَبُوا مِنْ أَلْبَانِهَا وَأَبْوَالِهَا فَلَحِقُوا
بِرَاعِيهِ فَشَرِبُوا مِنْ أَلْبَانِهَا وَأَبْوَالِهَا حَتَّى صَلَحَتْ أَبْدَانُهُمْ
فَقَتَلُوا الرَّاعِيَ وَسَاقُوا الْإِبِلَ فَبَلَغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَبَعَثَ فِي طَلَبِهِمْ فَجِيءَ بِهِمْ فَقَطَعَ أَيْدِيَهُمْ وَأَرْجُلَهُمْ
وَسَمَرَ أَعْيُنَهُمْ قَالَ قَتَادَةُ فَحَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ سِيرِينَ أَنَّ
ذَلِكَ كَانَ قَبْلَ أَنْ تَنْزِلَ الْحُدُودُ
Artinya:
dari Anas radliallahu 'anhu bahwa sekelompok orang sedang menderita sakit ketika berada di Madinah, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan mereka supaya menemui penggembala beliau dan meminum susu dan kencing unta, mereka lalu pergi menemui sang penggembala dan meminum air susu dan kencing unta tersebut sehingga badan-badan mereka kembali sehat, setelah badan mereka sehat mereka justru membunuh penggembala dan merampok unta-untanya, setelah kabar itu sampai ke nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau pun memerintahkan untuk mengejar mereka, kemudian mereka di bawa ke hadapan Nabi, lantas Nabi memotong tangan dan kaki mereka serta mencongkel mata mereka. Qatadah berkata; telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Sirin bahwa peristiwa tersebut terjadi sebelum turunnya ayat tentang hudud (hukuman). (HR. Bukhari)
dari Anas radliallahu 'anhu bahwa sekelompok orang sedang menderita sakit ketika berada di Madinah, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan mereka supaya menemui penggembala beliau dan meminum susu dan kencing unta, mereka lalu pergi menemui sang penggembala dan meminum air susu dan kencing unta tersebut sehingga badan-badan mereka kembali sehat, setelah badan mereka sehat mereka justru membunuh penggembala dan merampok unta-untanya, setelah kabar itu sampai ke nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau pun memerintahkan untuk mengejar mereka, kemudian mereka di bawa ke hadapan Nabi, lantas Nabi memotong tangan dan kaki mereka serta mencongkel mata mereka. Qatadah berkata; telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Sirin bahwa peristiwa tersebut terjadi sebelum turunnya ayat tentang hudud (hukuman). (HR. Bukhari)
Hadits
Ke-43
BEROBAT DENGAN POHON PACAR
BEROBAT DENGAN POHON PACAR
عَنْ عَلِيِّ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ جَدَّتِهِ
سَلْمَى وَكَانَتْ تَخْدُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَتْ مَا كَانَ يَكُونُ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَرْحَةٌ وَلَا نَكْبَةٌ إِلَّا أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَضَعَ عَلَيْهَا الْحِنَّاءَ
Artinya:
Dari ‘Ali bin ‘Ubaidillah dari Kakeknya yang sedang melayani Nabi Muhammad SAW berkata: “Ketika Rasulullah SAW terkena luka yang bernanah dan luka parah selalu memerintahku untuk meletakkan pohoh pacar di atas luka tersebut.” (HR. At-Tirmidzi)
Dari ‘Ali bin ‘Ubaidillah dari Kakeknya yang sedang melayani Nabi Muhammad SAW berkata: “Ketika Rasulullah SAW terkena luka yang bernanah dan luka parah selalu memerintahku untuk meletakkan pohoh pacar di atas luka tersebut.” (HR. At-Tirmidzi)
Hadits
Ke-44
LARANGAN BEROBAT DENGAN BENDA NAJIS
LARANGAN BEROBAT DENGAN BENDA NAJIS
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الدَّوَاءِ الْخَبِيثِ
Artinya:
Dari Abu Hurairah, beliau berkata: Rasulullah saw. melarang berobat menggunakan sesuatu yang kotor/najis. (HR. Abu Daud Turmudzi, Ahmad bin Hambal, dan Ibn Majah)
Dari Abu Hurairah, beliau berkata: Rasulullah saw. melarang berobat menggunakan sesuatu yang kotor/najis. (HR. Abu Daud Turmudzi, Ahmad bin Hambal, dan Ibn Majah)
Hadits
Ke-45
LARANGAN BEROBAT DENGAN KHAMR
LARANGAN BEROBAT DENGAN KHAMR
Dari Thariq bin Suwaid Al-Ju’fi bahwa:
سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَمْرِ
فَنَهَاهُ أَوْ كَرِهَ أَنْ يَصْنَعَهَا فَقَالَ إِنَّمَا أَصْنَعُهَا لِلدَّوَاءِ
فَقَالَ إِنَّهُ لَيْسَ بِدَوَاءٍ وَلَكِنَّهُ دَاءٌ
“Dia pernah bertanya kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai khamar, maka beliau pun melarangnya atau
benci membuatnya. Lalu dia berkata, “Saya membuatnya hanya untuk obat.” Maka
beliau bersabda, “Khamar itu bukanlah obat, akan tetapi dia adalah penyakit.”
(HR. Muslim no. 1984)
Hadits
Ke-46
LARANGAN BEROBAT DENGAN BESI YANG DIPANASKAN
LARANGAN BEROBAT DENGAN BESI YANG DIPANASKAN
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ : عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَ سَلَّمَ قَالَ ( الشِّفَاءُ فِي ثَلاَثَةٍ فِي شَرْطَةِ مِحْجَمٍ أَوْ شَرْبَةِ
عَسَلٍِ أَوْ كَيَّةِ بِنَارٍ وَأَنَا أَنْهَى أُمَّتِيْ عَنِ الْكَيِّ )
Artinya:
Dari Ibnu ‘Abbas, dari Nabi Muhammad SAW bersabda: “Obat terdapat dalam tiga hal, yaitu pada ketentuannya tukang bekam, minuman madu, atau besi yang dipanaskan, akan tetapi aku melarang umatku berobat menggunakan besi yang dipanaskan” (HR. Al-Bukhari)
Dari Ibnu ‘Abbas, dari Nabi Muhammad SAW bersabda: “Obat terdapat dalam tiga hal, yaitu pada ketentuannya tukang bekam, minuman madu, atau besi yang dipanaskan, akan tetapi aku melarang umatku berobat menggunakan besi yang dipanaskan” (HR. Al-Bukhari)
Hadits
Ke-47
ANTISIPASI WABAH PENYAKIT
ANTISIPASI WABAH PENYAKIT
أن أبا هريرة قال : إن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال ( لا
عدوى ) قال أبو سلمة بن عبد الرحمن سمعت أبا هريرة : عن النبي صلى الله عليه و سلم
قال (لَا تُورِدُوا الْمُمْرِض عَلَى الْمُصِحّ )
Dari Abu Hurairah r.a dia berkata bahwa
Rasulullah SAW pernah bersabda: “ la ‘adwa (tidak ada penyakit
menular). Abu Salah bin
‘Abdurrahman berkata: ‘Saya mendengar Abu Hurairah berkata’: ‘Dari Nabi SAW
bersabda: ”Janganlah kalian campur hewan sakit dengan yang masih sehat.” (HR. Al-Bukhari)
إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ فِي أَرْضٍ فَلا تَدْخُلُوهَا ، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلا تَخْرُجُوا مِنْهَا
“Jika kalian mendengar ada wabah
penyakit di suatu daerah maka kalian jangan memasuki daerah tersebut, dan jika
wabah tersebut mengenai suatu daerah dan kalian berada di dalamnya maka
janganlah kalian keluar dari daerah tersebut.” (HR.
Al-Bukhari)
Hadits
Ke-48
DOA UNTUK ORANG SAKIT
DOA UNTUK ORANG SAKIT
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَتَى مَرِيضًا أَوْ أُتِيَ بِهِ قَالَ أَذْهِبْ
الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ اشْفِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً
لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
Dari ‘Aisyah r.a. bahwa Rasulullah SAW
ketika menjenguk orang sakit atau ada orang sakit yang mendatangi beliau maka
Nabi berdoa “Pergilah penyakit yang parah, Wahai Tuhan semua manusia,
Sembuhkanlah sungguh Engkaulah Dzat Yang Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan
kecuali kesembuhan yang berasal dari-Mu yaitu kesembuhan yang tidak
meninggalkan sakit sedikitpun” (HR. Al-Bukhari)
Hadits
Ke-49
LEBURNYA DOSA KARENA SAKIT
LEBURNYA DOSA KARENA SAKIT
أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا زَوْجَ النَّبِيِّ صَلىَّ
اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَ سَلَّمَ (مَا مِنْ مُصِيبَةٍ تُصِيبُ الْمُسْلِمَ إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا
عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا)
‘Aisyah r.a istri Nabi berkata, bahwa
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada musibah yang mengenai seorang muslim
melainkan karena sebab musibah itulah Allah akan melebur dosa-dosanya,
sekalipun ia terkena duri.” (HR. Al-Bukhari)
Hadits
Ke-50
LARANGAN MENGAHARAP KEMATIAN
LARANGAN MENGAHARAP KEMATIAN
عن أنس بن مالك رضي الله عنه : قال النبي صلى الله عليه و سلم
: لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ مِنْ ضُرٍّ أَصَابَهُ ، فَإِنْ كَانَ لَا
بُدَّ فَاعِلًا فَلْيَقُلْ ، اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْرًا
لِي ، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي
Dari Anas bin Malik r.a. Nabi Muhammad
SAW bersabda: “Janganlah salah satu diantara kalian mengharap kematian sebab
penyakit yang menimpanya. Kalaupun sangat mendesak, maka berdoalah ‘Ya Allah,
hidupkanlah hamba jika hidup itu lebih baik bagiku dan matikanlah hamba jika
kematian itu baik bagiku.’” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadits
Ke-51
RUQYAH
RUQYAH
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم : يَتَعَوَّذُ مِنَ الْجَانِ وَعَيْنِ اْلإِنْسَانِ حَتَّى نَزَلَتِ الْمُعَوِّذَتَانِ
فَلَمَّا نَزَلَتَا أَخَذَ بِهِمَا وَتَرَكَ مَاسِوَا هُمَا. رواه الترمذى
Dari Abi Sa’id, dia
berkata bahwa Rasulullah SAW senantiasa meminta perlindungan dari beberapa Jin
dan penyakit ‘ain manusia sampai turunlah surat al-mu’awidatani, ketika kedua
ayat itu telah turun maka nabi meminta perlindungan dengan kedua ayat tersebut
dan meninggalkan yang selainnya.
(HR. At-Tirmidzi)
Hadits Ke-52
PENYAKIT ‘AIN
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ
عَامِرٍ عَنْ عُبَيْدِ بْنِ رِفَاعَةَ الزُّرَقِيِّ قَالَ
قَالَتْ أَسْمَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ
بَنِي جَعْفَرٍ تُصِيبُهُمْ الْعَيْنُ فَأَسْتَرْقِي لَهُمْ قَالَ نَعَمْ فَلَوْ كَانَ
شَيْءٌ سَابَقَ الْقَدَرَ سَبَقَتْهُ الْعَيْنُ
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan
kepada kami Sufyan bin 'Uyinah dari 'Amru bin Dinar dari 'Urwah bin 'Amir dari
'Ubaid bin Rifa'ah Az Zuraqi dia berkata, "Asma berkata, "Wahai
Rasulullah, anak-anak Ja'far tertimpa penyakit 'ain, maka ruqyahlah mereka! " Beliau menjawab: "Ya. Jika ada sesuatu yang
mendahului takdir, maka 'ain lah yang mendahuluinya." (Ibnu Majah - 3501)
Hadits Ke-53
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ
أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ أَمَرَ أَنْ يُسْتَرْقَى
مِنْ الْعَيْنِ
Dari Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam memerintahkan kami supaya meruqyah orang yang terkena penyakit 'ain
(gangguan sihir)." (Bukhari - 5297)
Hadits Ke-54
SIHIR
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُحِرَ حَتَّى كَانَ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهُ صَنَعَ
شَيْئًا وَلَمْ يَصْنَعْهُ
Dari 'Aisyah radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
pernah disihir sehingga terbayang oleh beliau melakukan sesuatu padahal
tidak." (Bukhari - 2939)
Hadits Ke-55
عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُحِرَ حَتَّى
كَانَ يَرَى أَنَّهُ يَأْتِي النِّسَاءَ وَلَا يَأْتِيهِنَّ قَالَ سُفْيَانُ وَهَذَا
أَشَدُّ مَا يَكُونُ مِنْ السِّحْرِ إِذَا كَانَ كَذَا فَقَالَ يَا عَائِشَةُ أَعَلِمْتِ
أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَفْتَانِي فِيمَا اسْتَفْتَيْتُهُ فِيهِ أَتَانِي رَجُلَانِ فَقَعَدَ
أَحَدُهُمَا عِنْدَ رَأْسِي وَالْآخَرُ عِنْدَ رِجْلَيَّ فَقَالَ الَّذِي عِنْدَ رَأْسِي
لِلْآخَرِ مَا بَالُ الرَّجُلِ قَالَ مَطْبُوبٌ قَالَ وَمَنْ طَبَّهُ قَالَ لَبِيدُ
بْنُ أَعْصَمَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي زُرَيْقٍ حَلِيفٌ لِيَهُودَ كَانَ مُنَافِقًا قَالَ
وَفِيمَ قَالَ فِي مُشْطٍ وَمُشَاقَةٍ قَالَ وَأَيْنَ قَالَ فِي جُفِّ طَلْعَةٍ ذَكَرٍ
تَحْتَ رَاعُوفَةٍ فِي بِئْرِ ذَرْوَانَ قَالَتْ فَأَتَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبِئْرَ حَتَّى اسْتَخْرَجَهُ فَقَالَ هَذِهِ الْبِئْرُ الَّتِي
أُرِيتُهَا وَكَأَنَّ مَاءَهَا نُقَاعَةُ الْحِنَّاءِ وَكَأَنَّ نَخْلَهَا رُءُوسُ
الشَّيَاطِينِ قَالَ فَاسْتُخْرِجَ قَالَتْ فَقُلْتُ أَفَلَا أَيْ تَنَشَّرْتَ فَقَالَ
أَمَّا اللَّهُ فَقَدْ شَفَانِي وَأَكْرَهُ أَنْ أُثِيرَ عَلَى أَحَدٍ مِنْ النَّاسِ
شَرًّا
Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Muhammad dia berkata; saya
mendengar Ibnu 'Uyainah berkata; orang yang pertama kali menceritakan kepada
kami adalah Ibnu Juraij, dia berkata; telah menceritakan kepadaku keluarga
'Urwah dari 'Urwah, lalu aku bertanya kepada Hisyam tentang haditsnya, maka dia
menceritakannya kepada kami dari Ayahnya dari 'Aisyah radliallahu 'anha dia
berkata; bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah disihir hingga
seakan-akan beliau telah mendatangi para isterinya, padahal beliau tidak
mendatanginya, -Sufyan mengatakan; "Bahwa keadaan seperti ini termasuk
sihir yang paling berat- kemudian beliau bersabda: "Wahai Aisyah, apakah
kamu mengetahui bahwa Allah telah memberikan fatwa (menghukumi) dengan apa yang
telah aku fatwakan (hukumi)? Dua orang laki-laki telah datang kepadaku, lalu
salah seorang dari keduanya duduk di atas kepalaku dan satunya lagi di kakiku.
Kemudian seorang yang berada di kepalaku berkata kepada yang satunya; "Kenapa
laki-laki ini?" temannya menjawab; "Terkena sihir.' salah seorang
darinya bertanya; "Siapakah yang menyihirnya?" temannya menjawab;
"Lubid bin Al A'sham, laki-laki dari Bani Zuraiq, seorang munafik dan
menjadi sekutu orang-orang Yahudi." Salah seorang darinya bertanya;
"Dengan benda apakah dia menyihir?" temannya menjawab; "Dengan
rambut yang terjatuh ketika disisir." Salah seorang darinya bertanya;
"Di manakah benda itu diletakkan?" temannya menjawab; "Di mayang
kurma yang diletakkan di bawah batu dalam sumur Dzarwan." Aisyah berkata;
"Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi sumur
tersebut hingga beliau dapat mengeluarkan barang tersebut, lalu beliau
bersabda: "Ini adalah sumur yang diperlihatkan padaku, seakan-akan airnya
berubah bagaikan rendaman pohon inai dan seakan-akan pohon kurmanya bagaikan
kepala syetan." Abu Hisyam berkata; "apakah beliau meminta barangnya
dikeluarkan?" Aisyah berkata; Lalu aku bertanya; "Apakah anda tidak
meruqyahnya?" beliau bersabda: "Tidak, sesungguhnya Allah telah
menyembuhkanku dan aku hanya tidak suka memberikan kesan buruk kepada orang
lain dari peristiwa itu." (Bukhari - 5323)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar